OSILASI PEGAS
A. Tujuan
1.
Menentukan besar konstanta gaya sistem pegas
2.
Menentukan besar percobaan gravitasi
bumi dengan sistem pegas
B. Alat dan
Bahan
1.
Alat:
-
Statif
-
Penjepit
-
Penggaris
2.
Bahan:
-
Beban gantung
-
Pegas
C.
Dasar Teori
Getaran (oscillation) atau
osilasi merupakan salah satu bentuk gerak benda yang cukup banyak dijumpai
gejalanya. Contohnya, bandul jam yang berayun, piringan dalam jam beker yang
memuntir, botol yang timbul tenggelam dalam air, balok yang digantungkan pada
sebuah pegas, dan senar gitar yang dipetik. Osilasi juga dijumpai secara
analogis pada rangkaian listrik yfang melibatkan induktor dan kapasitor. Dalam
osilasi, sebuah benda melakukan gerak bolak-balik menurut lintasan tertentu
melalui titik setimbangnya. Waktu yang diperlukan untuk melakukan satu gerakan
bolak – balik dinamakan periode (dilambangkan dengan T, satuannya sekon [s])
Persamaan gerak osilasi
dapat diturunkan dari dua buah hukum gerak, yaitu Hukum II Newton dan
Hukum Hooke. Coba pandang sebuah benda yang dikaitkan dengan sebuah pegas. Jika
pegas tidak tertarik atau tertekan maka simpangan benda adalah nol (benda dalam
titik keseimbangan). Jika pegas tertarik maka terdapat simpangan benda (misal
bernilai positif). Pada saat itu pegas memberikan gaya kepada benda yang
besarnya sebanding dengan simpangannya namun berlawanan arah dengan pergeseran
benda. Kenyataan ini diungkapkan oleh Hooke dalam hukumnya yang berformulasi.
(Sihotang, Albert 2012. )
Gerak (osilasi) harmonis
sederhana dapat kita dijumpai dalam kehidupan sehari-hari, misalnya getaran
benda pada pegas dan getaran benda pada ayunan sederhana. Osilasi pada pegas
terdapat dua macam, yaitu osilasi pada pegas yang dipasang secara horizontal
dan osilasi pada pegas yang digantung secara vertikal. Berikut adalah contoh
osilasi harmonis sederhana pada pegas yang digantung secara vertikal.
Osilasi pada pegas yang
digantungkan secara vertikal
Pada dasarnya osilasi alias
getaran dari pegas yang digantungkan secara vertikal sama dengan getaran pegas
yang diletakan horisontal. Bedanya, pegas yang digantungkan secara vertikal
lebih panjang karena pengaruh gravitasi yang bekerja pada benda.
Osilasi Harmonik
Pada pegas yang kita letakan
horisontal (mendatar), posisi benda disesuaikan dengan panjang pegas alami.
Pegas akan meregang atau mengerut jika diberikan gaya luar (ditarik atau
ditekan). Nah, pada pegas yang digantungkan vertikal, gravitasi bekerja pada
benda bermassa yang dikaitkan pada ujung pegas. Akibatnya, walaupun tidak
ditarik ke bawah, pegas dengan sendirinya meregang sejauh x0. Pada keadaan ini
benda yang digantungkan pada pegas berada pada posisi setimbang.
Berdasarkan hukum II Newton,
benda berada dalam keadaan setimbang jika gaya total = 0. Gaya yang bekerja
pada benda yang digantung adalah gaya pegas (F0 = -kx0) yang arahnya ke atas
dan gaya berat (w = mg) yang arahnya ke bawah. Total kedua gaya ini sama dengan
nol.
Jika kita meregangkan pegas
(menarik pegas ke bawah) sejauh x, maka pada keadaan ini bekerja gaya pegas
yang nilainya lebih besar dari pada gaya berat, sehingga benda tidak lagi
berada pada keadaan setimbang (perhatikan gambar di bawah).
Total kedua gaya ini tidak
sama dengan nol karena terdapat pertambahan jarak sejauh x; sehingga gaya pegas
bernilai lebih besar dari gaya berat. Karena terdapat gaya pegas (gaya pemulih)
yang berarah ke atas maka benda akan bergerak ke atas menuju titik setimbang.
(lihat gambar di bawah ya).
Pada titik setimbang, besar
gaya total = 0, tetapi laju gerak benda bernilai maksimum (v maks), sehingga
benda bergerak terus ke atas sejauh -x. Laju gerak benda perlahan-lahan
menurun, sedangkan besar gaya pemulih meningkat dan mencapai nilai maksimum
pada jarak -x. Setelah mencapai jarak -x, gaya pemulih pegas menggerakan benda
kembali lagi ke posisi setimbang (lihat gambar di bawah).
Demikian seterusnya. Benda
akan bergerak ke bawah dan ke atas secara periodik. Dalam kenyataannya, pada
suatu saat tertentu pegas tersebut berhenti bergerak karena adanya gaya gesekan
udara.Semua benda yang bergetar di mana gaya pemulih F berbanding lurus dengan
negatif simpangan (F = -kx), maka benda tersebut dikatakan melakukan gerak
harmonik sederhana (GHS) alias Osilator Harmonik Sederhana (OHS)
.
Periode dan Frekuensi
Getaran adalah gerak bolak-balik secara periodik melalui titik kesetimbangan.
Selang waktu yang dibutuhkan untuk melakukan satu kali getaran disebut Periode
(T) dalam sekon (s). Sedangkan frekuemsi (f) adalah banyaknya getaran yang
dilalukan sebuah benda dalam satu sekon.
Periode getaran harmonik
dirumuskan:
Keterangan :
T = periodik (s)
m= massa (g)
k= konstanta
Oleh karena hubungan antara
periode dan frekuensi dirumuskan: T = 1/f maka frekuensi getaran
harmonik dapat ditentukan dengan rumus :
Dengan periode tersebut maka
dapat dicari tetapan pegasnya, yaitu:
D. Prosedur Kerja
1.
Gantungkan penggaris bersama pegas pada
statif. Usahakan pegas tidak bersinggungan dengan penggaris.
2.
Ukur dan catat
panjang awalnya ketika belum dibebani, usahakan hindari kesalahan paralak.
3.
Bebani pegas
dengan beban gantung yang telah diketahui massanya.
4.
Ukur dan catat
pertambahan beban gantung dan panjang pegas pada keadaan itu.
E.Data Hasil Pengamatan
no
|
Beban(Kg)
|
F(N)
|
XY
|
X2
|
|
1
|
1
|
0,05
|
10
|
0,5
|
2,5x10-3
|
2
|
0,5
|
0,025
|
5
|
0,125
|
6,25x10-4
|
3
|
0,2
|
0,01
|
2
|
0,02
|
10-4
|
4
|
1,5
|
0,075
|
15
|
1,125
|
5,625x10-3
|
5
|
0,55
|
0,028
|
5,5
|
0,154
|
7,84x10-4
|
Jumlah(
)
|
0,188
|
37,5
|
1,924
|
9,634x103
|
F.Perhitungan
1.
Perhitungan
konstanta
2.
Perhitungan
massa benda
-Perhitungan dengan K
rata-rata
3.Perhitungan
slope dan intercept
Y=a+bx
SLOPE
Intercept
Perhitungan F dengan menggunakan slope dan intercept
F= bx + a
H.Pertanyaan dan jawaban
1.Dalam eksperimen ini kita
menggunakan model gerak harmonik ,apa yang dimaksud dengann gerak harmonik bagaimana secara eksperimen gerakan harmonik
ini dapat terjadi?
Jawab:
GERAK HARMONIS SEDERHANA
Gerak harmonis sederhana yang dapat dijumpai dalam kehidupan
sehari-hari adalah getaran benda pada pegas dan getaran benda pada ayunan
sederhana.
Gerak Harmonis Sederhana pada Ayunan
Ketika beban digantungkan pada ayunan dan tidak diberikan
gaya maka benda akan diam di titik kesetimbangan B. Jika beban ditarik ke titik
A dan dilepaskan, maka beban akan bergerak ke B, C, lalu kembali lagi ke A.
Gerakan beban akan terjadi berulang secara periodik, dengan kata lain beban
pada ayunan di atas melakukan gerak harmonik sederhana.
Besaran fisika pada Gerak Harmonik
Sederhana pada ayunan sederhana
Periode (T)
Benda yang bergerak harmonis sederhana pada ayunan sederhana
memiliki periode alias waktu yang dibutuhkan benda untuk melakukan satu getaran
secara lengkap. Benda melakukan getaran secara lengkap apabila benda mulai
bergerak dari titik di mana benda tersebut dilepaskan dan kembali lagi ke titik
tersebut.
Pada contoh di atas, benda mulai bergerak dari titik A lalu
ke titik B, titik C dan kembali lagi ke B dan A. Urutannya adalah A-B-C-B-A.
Seandainya benda dilepaskan dari titik C maka urutan gerakannya adalah
C-B-A-B-C.
2.Apa yang dimaksud dengan
konstanta pegas?,(tuliskan satuan dan dimensi konstanta gaya pegas)
Jawab:
Konstanta
pegas merupakan perbandingan jumlah gaya pegas dengan pertambahan panjang
pegas,
Dimensi:
I.Analisis Data
Pada
praktikum kali ini membahas mengenai konstanta pegas. Adapun tujuan pada
praktikum kali ini adalah Menentukan besar konstanta gaya sistem pegas dan menentukan besar percobaan gravitasi bumi dengan sistem pegas. Gaya yang diperlukan untuk meregangkan sebuah
pegas adalah menggunakan beban yang digantung. Semakin besar gaya maka
pertambahan panjang pada pegas juga semakin besar.
Untuk
menentukan konstanta, telah disediakan pegas yang menggantung pada statif.
Pegas diberi beban beban yang berbeda-beda. Yaitu antara 0,5-1 kilogram, dengan
5 kali percobaaan. Setelah dilakukan hal tersebut catat selisih panjangnya(∆x) setelah
dilakukan pengukuran kemusian dilakukan penghitungan konstanta Dengan
menggunakan rumus F=K ∆x dan dihasilkan nilai yang berbeda-beda dari masing masing benda.
Dalam percobaan ini didapatkan rata-rata konstanta
sebesar 199,286 Kg/s2 .setelah data percobaan didapat maka dilakukan
penghitungan untuk mencari nilai slope dan intercept setelah dilakukan
penghitungan didapat nilai persamaan garis lurus(Y=bx+a) yaitu a=-0,034 dan
b=200,37 ,setelah dilakukan penghitungan nilai F menggunakan rumus persamaan
garis lurus dan dibandingkan dengan teori maka terdapat % kesalahan sebesar 0,001
Kemudian dilakuakan pembuktian dengan memasukkan nilai k
rata rata pada rumus m.g=K∆x maka didapat massa benda 1 sebesar 0,996Kg dengan
% Kesalahan sebesar 0,4 , kesalahan ini diakibatkan oleh ketidak telitian saat
mengukur panjang ∆x pada benda 5 sehingga mempengaruhi konstanta rata-rata
benda lain.
Dari
hasil pengamatan pada grafik dapat dianalisa bahwa besarnya gaya (N) berbanding
lurus dengan perubahan panjang pegas (∆x) semakin besar nilai ∆x semakin besar
juga N ,begitu juga sebaliknya.
J.Kesimpulan
Berdasarkan pada percobaan yang telah di lakukan, maka dapat di
tarik kesimpulan bahwa :
1.
Jika suatu
pegas diberikan beban maka akan mengalami pertambahan panjang dan jika dilepas
akan kembali kepanjang semula
2. Semakin besar
gaya yang dibebankan pada pegas maka semakin besar perubahan panjangnya(∆x)
3. Nilai
konstanta dapat dihitung dengan rumus
F=K.∆x
4.hasil dari konstanta pegas
5.rumus
persamaan garis lurus yang dipakai:
Daftar
Pustaka
·
Zaida
Drs., M.Si. Petunjuk Praktikum Fisika Dasar. FTIP. Universitas
Padjadjaran.
·
Bagian
Proyek Pengembangan Kurikulum. 2004. Getaran dan Gelombang. Direktorat
Pendidikan Menengah Kejuruan. Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan
Menengah. Departemen Pendidikan Nasional.
·
Buku
Petunjuk Praktikum Fisika Dasar I UST
·
Young
Dan Freedman.Fisika Universitas Jilid1,Erlangga.JAKARTA:2002.
·
Umar,efrizon.2007.’kimia untuk SMA
XI ipa”. ganesaExact : Jakarta
GAMBAR ALAT
No comments:
Post a Comment